Alat Tanam Jagung Semi Mekanis.
Siedoo, Waktu yang digunakan petani bikin menguburkan milu, dinilai masih terlalu lama. Takdirnya secara manual, 1 hektar lahan perlu hari 10 hari dengan 4 pelaku. Namun demikian, mahasiswa Sekolah tinggi Tidar Magelang, Jawa Paruh mampu menemukan inovasi sebuah perlengkapan untuk mempercepat waktu penghijauan jagung di ladang.
Program Kreatifitas Mahasiswa Teknologi (PKMT) Altabatis, Alat Tanam Skor Jagung Semi Kodrati dengan Metode Mechanics Centrifugal Pressure karya mahasiswa Universitas Tidar. Gawai ini membantu orang tani menghemat pegawai ketika masa tanam jagung.
“Dengan Altabatis, 1 hektar magma diselesesaikan privat 5 waktu dengan 1 pekerja. Perlengkapan ini mampu membantu pembajak menghemat perian dan tenaga pada masa tanam jagung,” kata Didi Muno, Ketua PKMT Altabatis.
Bersama Agus Musafa, Diky Ilham Ivandianto, Muhamad Aflakhul Adib, dan Ririh Rubus Setyaningrum, Didi menciptakan sebuah alat tepat faedah dalam latar pertanian nan bertujuan mempermudah para peladang dalam proses penghijauan bibit. Logo produk ini adalah praktis, irit, ramah lingkungan karena tidak menggunakan incaran bakar, mudah dalam penjagaan dan tentunya terjangkau oleh petani jagung.
Altabatis nan dibuat palamarta lingkungan ini dapat digunakan dimana namun. Karena desain yang dibuat oleh mahasiswa Untidar tersebut disesuaikan dengan barang apa varietas tekstur tanah. Selain itu, alat yang dibuat tunas otomatis ini dapat digunakan dalam tuarang ataupun musim hujan angin jika memungkinkan. Ukurannya yang tidak teralu segara yaitu panjang 100 cm, panjang 132 cm, lebar 48 cm menciptakan menjadikan Altabatis mudah dibawa kemana-mana.
Adapun pembandingan Altabatis dengan peranti tanam yang sudah ada, yaitu jika alat lain dapat dioperasikan pada tanah yang sudah diolah dengan baik, dan tidak bisa digunakan untuk persil TOT, tanah liat, tanah berlumpur, dan tanah berair.
“Sementara itu menggunakan Altabatis, alat nan akan dikembangkan dengan 8 bacot tanam ini dapat diaplikasikan ditanah TOT, persil liat, tanah berlumpur, dan tanah berair terlebih tanah yang sudah lalu terjamah,” jelas Didi.
Diky Ilham Ivandianto, anggota tim menyampaikan bahwa Altabatis dapat melakukan tiga khasiat bersama-sama. Ialah, membuat lubang, memasukkan jagung dalam gorong-gorong, dan menutup lubang dengan menggunakan abu sekam ataupun tanah. Situasi tersebut memanfaatkan penyapu yang ada di adegan birit Altabatis.
“Mekanisme kerja alat ini cukup sederhana, cukup dengan didorong,” urainya.
Alat ini juga memanfaatkan tendensi sentrifugal saat roda berputar dan gaya berat untuk menghasilkan daya tekan ke tanah. Ketika peranti ini didorong, maka aksen atau mulut tanam akan menancap dan menekan tanah. Sehingga, menghasilkan lubang.
“Bersamaan proses tersebut
knock
yang suka-suka di samping awak akan mengumpil tuil
gate. Sehingga
gate
ataupun gerbang penghimpun biji akan longo, dan diikuti terbukanya pintu
gate
tepung. Maka angka akan turun terlebih dulu diikuti oleh serbuk nan menudungi biji plong lubang,” cerah Diky.
Superior Skuat Program Kreatifitas Mahasiswa Untidar Xander Salahudin membentangkan, Altabatis merupakan terobosan terbaru dari mahasiswa Untidar nan bisa memberikan solusi terbaik kepada petani milu yang masih menggunakan metode resmi. Adanya Altabatis bisa jadi alternatif terbaik.
“Peristiwa ini kelihatannya keseleo suatu cara memperkenalkan kampus dan sarana mahasiswa mengabdi sreg awam,” perkenalan awal sira.
Anda pun berharap alat ini dapat dipasarkan dengan harga yang ekonomis dan mahasiswa n kepunyaan hak paten. Itu agar mereka memiliki hak pemeliharaan barang nan mereka kerjakan.
“Nantinya kami dan tim dosen akan berusaha untuk mendukung mahasiswa mengembangkan alat yang dibuatnya. Yaitu berupa Altabatis karena pada dasarnya perabot ini habis dibutuhkan makanya masyarakat,” kata Xander.
Altabatis telah disosialisasikan pada 1 juli 2018 sreg halangan petani di Blenggorwetan, Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen, Jateng. Sosialisasi alat ini mendapatkan persabungan positif dan osean kemungkinan alat ini bisa dipedulikan dan dimanfaatkan oleh masyarakat nan terserah disana.
“Kami dalam setahun n kepunyaan dua musim tanam. Saat musim hujan kami menyelamatkan padi, sementara itu saat tuarang menanam jagung. Dengan adanya alat ini kami sangat terbantu dan berharap alat ini terus dikembangkan cak bagi keberhasilan pertanian di daerah kami,” jelas Suradi, Ketua Perikatan Kelompok Bercocok tanam Dwijaya Manggar Esensi Desa Blengorwetan.
Samudra intensi bahwa Altabatis dapat kondusif memberikan solusi terbaik kepada para petani milu yang ada di Indonesia. Didi Muno dan teman satu timnya mengimplementasikan pelecok satu Tri Darma Sekolah tinggi adalah Pengabdian kepada Masyarakat dengan takhlik inovasi alat tanam jagung ini.
Alat Tanam Jagung Semi Mekanis
Source: https://siedoo.com/berita-7135-altabatis-karya-mahasiswa-alat-penanam-jagung-yang-lebih-efektif/